Tuesday, January 14, 2020

Review Novel Algoritme Rasa (Pradnya Paramitha)

Algoritme Rasa - Pradnya Paramitha



Blurb

"Dan setelah gue pikir-pikir, June," Bhisma menyusuri pinggiran cangkir kopi tubruknya,"dibanding Sandra, ada orang lain yang lebih gue inginkan."

Terbiasa berkutat dengan logika sebagai backend developer, ditambah keluarga yang penuh huru-hara, Junia Padma selalu skeptis tentang hubungan percintaan. Hobinya adalah flirting sana-sini, tapi kabur setiap kali ada yang berniat menyeriusi.

Sampai dia bertemu Bhisma, mantan pacar sahabatnya, Sandra Awalnya mereka hanya bekerja sama dalam misi memisahkan Sandra dari tunangannnya, yang Juni anggap brengsek. Sayangnya, ia lupa mengantisipasi efek samping dari misi tersebut: jatuh cinta pada rekan misinya. Bagi Juni, jatuh cinta kepada Bhisma sama seperti kesalahan logika dalam proses pengembangan website. Atau, seperti serangan virus Trojan Horse yang mengacaukan sistemnya. Bagaimanapun, Bhisma adalah mantan pacar sahabatnya.

Di saat Juni mulai menyerah kepada perasaannya, sebuah fakta tentang Bhisma dan Sandra terkuak, membuatnya tercengang...

Dan murka.

Review

Bercerita tentang Junia Padma, seorang backend developer, membuktikan bahwa web developer itu nggak selalu cowok. Juni sangat mencintai pekerjaannya. Sangking cintanya dia jadi workaholic dan selalu kerja keras bagai quda. Tapi dibalik itu Juni masih bisa stylish dan gaul. Lagi-lagi Juni mematahkan stereotype bahwa orang yang kerja di IT itu kaku, nggak modis, dan susah dalam bersosialiasi dengan orang lain. Juni yang merupakan satu-satunya cewek di bagian IT kantornya, jadi disayang banget oleh para cowok-cowok di divisi itu.

Juni suka flirting ke cowok tp selalu kabur klo ada yg mulai menyeriusi. Sampai dia ketemu dengan Bhisma-mantan pacar sahabatnya, Sandra- sebagai kliennya. Kemudian muncullah misi diantara keduanya untuk membuat Bhisma balikan dengan Sandra. Oiya, Bhisma berprofesi sebagai Arsitek sekaligus kurator seni. Hal ini menciptakan perpaduan yang unik antara dunia IT yang kaku dengan dunia seni yang menarik.

Pembahasan dunia IT di dalam buku ini begitu mendalam. Sehingga buku ini kelihatan sangat cerdas. Ini pasti penulisnya berusaha keras buat belajar dunia IT (sotoy!). Istilah-istilah ITnya banyak banget. Aku yang gagal jadi programmer (revisi: lebih tepatnya batal menjadi calon programmer *gamau dibilang gagal😝*) ini, begitu baca berasa nemuin kepingan-kepingan diriku yang hilang. Haha! Kerjaan Juni keren bangetlah di sini. Jadi kepengen ngoding lagi *HILIHπŸ˜…. Oiya, mengenai topik dunia ITnya, para pembaca nggak perlu khawatir gagal paham sama istilah ITnya, karena sudah lengkap dengan pembahasan + catatan kaki. So, yang suka IT bisa enjoy, yang gatau IT... bisa mumet πŸ˜‚.

Selain per dunia ITan, bakal banyak twist-twist yang nggak terduga. Mulai dari permasalahan percintaan, persahabatan, hingga keluarga. Penulis juga menyisipkan tentang isu pelecehan seksual dan kesehatan mental. Semuanya 'kental' dan 'ngena'. Jadi nggak melulu soal pekerjaan ya. Novel ini bakal cocok banget buat yang lagi butuh genre metropop yang nggak "biasa aja" dan nggak menye-menye.

Di Algoritme Rasa ini, aku suka karakter Juni yang jutek, blak-blakan, dan nggak jaim. Juni yang nggak perlu jadi orang lain hanya untuk diterima dan dicintai. Juni yg nggak terpengaruh omongan orang. Juni yg akan nikah saat emang mau nikah dan punya alasan untuk nikah. Bukan sekadar mengindari pertanyaan "kapan nikah" hanya karena udah tua.

Kadang liat juni berasa ngaca, apalagi dia yang lagi pms, jadi cranky dan supersensitif. Penyangkalan-penyangkalan Juni akan perasaannya ke Bhisma juga bikin gemes sekaligus gedekk. Ditambah kelakuan Bhisma yang manis tapi kadang juga sampis, bikin mesam mesem. Si Bhisma ini keliatan "cowok baik-baik" lah ya. He is kinda suamiable! Yhaa walaupun ujung-ujungnya ketauan sisi brengs*knya (eeeaaa spoiler πŸ˜‚). Tapi daku yang udah terlanjur cinta, sungguh memakluminya. Jadi gapapa bhis gapapa❣ (dasar bucheen!).

Aku suka adegan di mana Juni lagi pms saat travelling ke Jogja. Si Juni monster abis, wkwk. Lucu juga ya ngliat cowok bingung ngadepin cewek pms. Nah, di novel ini bakal banyak adegan dimana cowok-cowok akan merasa serba salah kalau ngadepin cewek πŸ˜‚.

Buku ini juga kaya akan quotes yang 'ngena' dari para tokohnya.
Menurutku penulis bener-bener berhasil menyampaikan pesan moral yang ingin dia sampaikan.
Seperti halnya:
*Bicara luka, semua orang butuh waktu untuk menyembuhkannya. Butuh proses.
Tentang trauma, memang nggak main main. Jadi kalau memang kita merasa kacau, its okay dateng ke psikolog. Ketemu psikolog bukan berarti gila. Ibaratnya Flu aja kita boleh ke dokter, apalag ini jiwa kita, masa kita nggak boleh mengobatinya?

*Kadang apa yang kita yakini, belum tentu yang benar.
Apa yg dipikir cinta, bisa jadi cuma ego.
Apa yang kita rasa baik baik saja, mungkin bisa jadi toxic buat orang lain.
Yang kita anggap bercanda, bisa jadi melukai.
Itu sedikit cuplikannya. Sejujurnya tanganku gatel pengen masukin kutipan-kutipan aslinya dan kalimat-kalimat magic lainnya, tapi ntar spoiler donggg. Jadi cuss langsung baca sendiri aja!πŸ™Œ


Terkadang memang lebih asyik membaca buku tanpa mengetahui blurbnya terlebih dahulu.

"Di saat Juni mulai menyerah kepada perasaannya, sebuah fakta tentang Bhisma dan Sandra terkuak, membuatnya tercengang... Dan murka".

Aku sungguh menyayangkan adanya bagian blurb ini.
Iya sih, ini yang menarik dan bikin penasaran. Tapi dari rasa penasaran ini, membuatku bertanya-tanya selama membaca. "Apasih yang mencengangkan???". Kemudian muncullah tebakan-tebakan apa yang terjadi di antara Sandra dan Bhisma. Dan yah... tebakanku benar, ya walaupun tidak sepenuhnya tepat. Jadi ya gitu, sayang aja ada clue segede ini di blurb. Beruntunglah kalian orang-orang yang bodo amat nggak kepikiran blurb sebuah buku. Nggak kaya aku yang "blurb turut andil besar dalam keputusan dibeli tidaknya sebuah buku" .hadeh.

Masih seputar blurb yang ketebak ini, herannya meskipun aku udah nebak kemana arah jalan ceritanya, tetep aja pas sampai dipuncak konflik itu rasanya BOOM. Eksekusinya pecah dan nampol. Nggak terpengaruh sama tebakan di awal.

Jadi buat yang nanya, "Romance Novel 452 halaman, ngapain aja???"

Gini gaess... novel ini padet banget. Tapi ketika dibaca rasanya ringan, ngalir gitu aja. Aku suka banget gimana cara penulis membawa cerita naik ke konfliknya kemudian penyelesaian masalah. Pelan-pelan tapi nampol! Penulis bener-bener pandai memainkan emosi pembaca. Pengembangan karakternya juga keren banget.

Baca novel ini tuh jadi keinget Drakor "She Was Pretty". Nggak ngerti kenapa, haha. Mungkin karena alurnya sesuai harapan penonton kali ya?

Overall kusuka buku ini. Recommended! Kita akan diajak ber-roller coaster mengarungi kehidupan seorang Junia Padma yang penuh suka duka. Kacau parah, keren pokoknya. Sepertinya habis ini aku harus baca karya Kak Pradnya yang lain ;)

-------------------------------------------------------------
Judul: Algoritme Rasa
Penulis: Pradnya Paramitha
Penerbit: PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO
Genre/Kategori: Romance Novels
ISBN: 978-623-00-0894-8
Tahun terbit & cetakan: 2019/I
Jumlah halaman: 452
Harga buku: Rp. 99.000,-

Beli buku ini karena tertarik dengan tema IT-nya.
-------------------------------------------------------------
#BOOK REVIEW#

No comments:

Post a Comment